Jakarta - Pada 1917, Albert Einstein memasukkan konstanta kosmologi dalam teori relativitasnya. Konstanta itu untuk memaksa persamaan untuk memprediksi alam semesta, agar sesuai dengan pemikiran fisikawan saat itu.
Ketika menjadi jelas bahwa alam semesta tidak benar-benar statis tetapi meluas, Einstein meninggalkan konstanta itu, dan menyebutnya sebagai kesalahan terbesar dalam hidupnya.
Namun sekarang para ilmuwan memperbarui kembali konstanta kosmologi Einstein itu, yang dilambangkan dengan huruf Yunani lambda. Konstanta itu untuk menjelaskan kekuatan misterius yang disebut energi gelap yang menangkal gravitasi dan menyebabkan alam semesta berkembang sangat cepat.
Sebuah studi baru mengkonfirmasi bahwa konstanta kosmologis itu adalah yang paling cocok untuk energi gelap, dan menawarkan estimasi paling tepat dan akurat menyangkut nilainya, kata para peneliti. Temuan ini berasal dari pengukuran geometri alam semesta yang menyarankan alam semesta kita datar, bukan bulat atau melengkung.
Fisikawan Kristen Marinoni dan Adeline Buzzi dari Universite de Provence di Prancis menemukan cara baru untuk menguji model energi gelap yang benar-benar independen dari penelitian sebelumnya. Metodenya bergantung pada pengamatan pasangan galaksi yang jauh untuk mengukur kelengkungan ruang.
"Aspek paling menarik dari pekerjaan ini adalah bahwa tidak ada data eksternal yang kita pasang," kata Marinoni pada SPACE.com, yang berarti bahwa temuan mereka tidak tergantung pada perhitungan lain yang bisa cacat.
Para peneliti membuktikan energi gelap dengan mempelajari geometri alam semesta. Bentuk ruang angkasa tergantung dari apa yang di dalamnya, yang merupakan salah satu wahyu relativitas umum Einstein, yang menunjukkan bahwa massa dan energi (dua sisi mata uang yang sama) menekuk ruang-waktu dengan gaya gravitasi mereka.[ito]
Sumber: inilah.com