Rahasia tendangan pinalti sempura tampak begitu sederhana. Namun studi menunjukkan masalah terbesar pemain adalah kecemasan dan konsentrasi yang terganggu akibat kiper.
Peneliti menemukan bahwa saat pemain tegang, mereka cenderung untuk melihat kiper lebih banyak dibandingkan saat mereka merasa santai. Hal ini tanpa sadar memuat mereka menargetkan bola ke kiper, bukan ke gawang. "Selama situasi yang sangat stres, kita cenderung akan terganggu oleh rangsangan yang mengancam dan fokus pada hal tersebut daripada tugas yang ada di tangan," kata Greg Wood, psikolog olahraga di Exeter University yang telah mempelajari gerakan mata pemain saat mereka melakukan pinalti. Beberapa pemain profesional telah terkenal karena berhasil menggangu pemain yang akan melakukan penalti. Kiper Bruce Grobbelaar terkenal melakukan "kaki spageti" saat final Piala Eropa 1984 melawan Roma. Taktik dengan keberhasilan sama 21 tahun kemudian dilakukan oleh kiper Liverpool, Jerzy Dudek, ketika bermain lawan AC Milan di final kompetisi yang sama. "Dengan melakukan perilaku yang mengganggu, maka mereka menarik perhatian pemain," kata Wood.
"Mereka mungkin membuat semacam gelombang dengan lengan ke atas dan ke bawah, dan saya mendengar ada kiper yang melakukan jungkir balik, walaupun saya tidak merekomendasikan ini sebagai taktik,” kata Greg Wood seperti dikutip dari Independent.
"Intinya adalah ada hubungan erat antara apa yang kita lihat dengan aktivitas motorik. Jika kita melihat ke kanan saat mengemudi mobil, misalnya, kita akan cenderung mengarah ke arah tersebut. Ini prinsip yang sama. " Studi itu meneliti gerakan mata dari 14 pemain universitas saat mereka melakukan serangkaian tembakan penalti dalam kondisi santai ataupun stres.
Penelitian menemukan bahwa pemain di bawah tekanan dari kompetisi lebih mungkin menaruh pandangan pada kiper dibandingkan dengan pemain yang lebih santai.
Ditemukan pula bahwa perilaku mengganggu dari kiper lebih berhasil dalam situasi yang lebih stress, sehingga membuat pemain menembak bukan ke arah pusat tujuan. "Penelitian menunjukkan bahwa strategi optimal untuk melakukan pinalti adalah memilih titik itu dan menembak kearah itu dan mengabaikan kiper dalam proses tersebut," ujar Wood. Sangat sederhana
Sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?p=323976966#post323976966
Peneliti menemukan bahwa saat pemain tegang, mereka cenderung untuk melihat kiper lebih banyak dibandingkan saat mereka merasa santai. Hal ini tanpa sadar memuat mereka menargetkan bola ke kiper, bukan ke gawang. "Selama situasi yang sangat stres, kita cenderung akan terganggu oleh rangsangan yang mengancam dan fokus pada hal tersebut daripada tugas yang ada di tangan," kata Greg Wood, psikolog olahraga di Exeter University yang telah mempelajari gerakan mata pemain saat mereka melakukan pinalti. Beberapa pemain profesional telah terkenal karena berhasil menggangu pemain yang akan melakukan penalti. Kiper Bruce Grobbelaar terkenal melakukan "kaki spageti" saat final Piala Eropa 1984 melawan Roma. Taktik dengan keberhasilan sama 21 tahun kemudian dilakukan oleh kiper Liverpool, Jerzy Dudek, ketika bermain lawan AC Milan di final kompetisi yang sama. "Dengan melakukan perilaku yang mengganggu, maka mereka menarik perhatian pemain," kata Wood.
"Mereka mungkin membuat semacam gelombang dengan lengan ke atas dan ke bawah, dan saya mendengar ada kiper yang melakukan jungkir balik, walaupun saya tidak merekomendasikan ini sebagai taktik,” kata Greg Wood seperti dikutip dari Independent.
"Intinya adalah ada hubungan erat antara apa yang kita lihat dengan aktivitas motorik. Jika kita melihat ke kanan saat mengemudi mobil, misalnya, kita akan cenderung mengarah ke arah tersebut. Ini prinsip yang sama. " Studi itu meneliti gerakan mata dari 14 pemain universitas saat mereka melakukan serangkaian tembakan penalti dalam kondisi santai ataupun stres.
Penelitian menemukan bahwa pemain di bawah tekanan dari kompetisi lebih mungkin menaruh pandangan pada kiper dibandingkan dengan pemain yang lebih santai.
Ditemukan pula bahwa perilaku mengganggu dari kiper lebih berhasil dalam situasi yang lebih stress, sehingga membuat pemain menembak bukan ke arah pusat tujuan. "Penelitian menunjukkan bahwa strategi optimal untuk melakukan pinalti adalah memilih titik itu dan menembak kearah itu dan mengabaikan kiper dalam proses tersebut," ujar Wood. Sangat sederhana
Sumber : http://www.kaskus.us/showthread.php?p=323976966#post323976966