Dia berhasil merakit sendiri pesawat bertempat duduk dua setelah membaca prinsip-prinsip aeronotika dari Internet.
Dalam laporan khusus pada Citizen TV Kenya, Nderitu mengungkapkan inspirasi dari misinya itu.
"Minat masa kecilku adalah dunia penerbangan, maka itu mungkin ini adalah karir yang tak kesampaian yang saya coba lagi ciptakan,” katanya.
Ahli pesawat Kenya ini kini tengah menyelesaikan sentuhan-sentuhan akhir untuk pesawat buatanya yang akan berberat 800 kg dan diciptakan dari mesin Toyota NZE.
Sayapnya tercipta dari lembar alumunium dan yang menutup hidung pesawat adalah propelar sepanjang 74 inci yang menghasilan putara 4.000 rotasi per menit.
Konstruksi pesawat ini dimulai sejak setahun lalu, dibantu oleh lima orang asisten yang hanya diupah 8.000 dolar AS (Rp72 juta).
Kepada the Guardian, Inggris, Nderitu bercerita bahwa untuk merancang pesawat itu dia mesti mengunduh dulu 5 GB data, dengan Wikipedia menjadi referensi utama untuk informasinya itu.
"Ini agak seperti menemukan kembali roda, bukan mencontoh dan menjiplak...ini adalah perkara membaca sains mengenai pesawat,” kata Nderitu kepada Citizen TV Kenya.
Kendati begitu, semua upaya keras Nderitu tidak dijamin berakhir bahagia seperti kisah-kisah Hollywood.
Sepertinya liputan media yang luas atas inovasinya itu juga menarik perhatian Otoritas Penerbangan Sipil Kenya yang kemudian menyarankan Nderitu menghentikan proyeknya itu. (*)
The Guardian/Adm/AR09