Mereka cantik. Luwes dan komunikatif. Tapi ada juga pasif, tak peduli dengan pengunjung yang bingung dengan fitur barang yang dipamerkan. Itulah geliat para sales promotion girl (SPG) di Arena Pekan Raya Jakarta.
Sebagian lagi, dengan mata berbinar, serta senyum tidak pernah lepas dari wajahnya, menyapa setiap pengunjung. Dengan penampilan seksi dan tinggi badan rata-rata 165 cm, membuat mereka menjadi sorotan pengunjung, khususnya kaum pria. Kelihaian bercengkrama menjadi tantangan sendiri untuk menjerat calon pembeli.
Indra, 34 tahun, salah satu kepala stand telekomunikasi mengakui peningkatan produk telepon selularnya meningkat 40 persen berkat kemampuan para SPG. Menurutnya peran SPG menjadi penting atau sebagai garda terdepan untuk menawarkan barang.
Namun, kata dia, kemampuan itu tidak datang sendirinya. Sebab mereka akan dilatih terlebih dahulu untuk mempelajari produk selama tiga hari, sebelum diterjunkan ke lapangan.
Sejumlah persyaratan tertentu diberikan setiap perusahaan kepada penyedia jasa SPG atau event organizer. Kecantikan menjadi utama, namun harus dibarengi dengan intelektual dan percaya diri yang tinggi.
Lundy, 30 tahun, pemilik EO mengakui persaingan dalam menyediakan jasa SPG makin tinggi. Keberadaan SPG menjadi ujung tombak penjualan selain kelebihan dari produk. Menurutnya, standar yang diajukan para penyewa jasa SPG, yakni adanya kemampuan menarik hati para pembeli. "Rata-rata SPG mahasiswa semester akhir. Kebanyakan untuk mengisi waktu luang," katanya saat berbincang dengan VIVAnews.com.
Dia mengungkapkan setiap SPG dibayar Rp350 ribu sampai satu juta selama delapan jam kerja. Besarnya gaji SPG tergantung dari produk penyewa. Makin tinggi harga produk, makin besar gaji yang diterima. Terkadang bonus dari perusahaan menjadi pemicu para SPG untuk melampau target yang diberikan.
Novita, 22 tahun, salah satu SPG, mengatakan tertarik menjadi SPG salah satu perusahaan motor untuk mengisi waktu luangnya di kampus. Dia menjaga penampilan dan berpakaian seksi menjadi daya tarik pengunjung untuk mendengarkan kicauannya tentang produk yang dijual. Digoda pengunjung adalah hal wajar. "Risiko yang harus ditanggung. Untuk menghindar kami fokus saja menjelaskan produk yang ditawarkan," kata mahasiswi ini.
Upah yang diterimanya memang cukup memuaskan. Setiap hari ia bisa membawa pulang Rp250 ribu. Bahkan, upahnya akan bertambah besar jika berhasil melampaui target penjualan.
0 komentar:
Posting Komentar
KOLOM KOMENTAR TIDAK MENGGUNAKAN CAPJAY,, JADI JANGAN SUNGKAN UNTUK KOMEN. OK....