Pemain bola nasional, Bambang Pamungkas mengaku terkesan setelah tiga tahun mengikuti acara penjaringan anak berbakat yang diselenggarakan oleh Biskuat. Sayangnya, inisiatif penjaringan itu dilakukan bukan oleh otoritas sepakbola nasional, PSSI.
"Harusnya peran ini dimainkan oleh PSSI. Di surabaya anak-anak main bola jam 1 siang. Mereka sangat berbakat. Lantaran semangat, jam tangan saya sampai putus bermain bersama mereka," ujar Bepe, sapaan akrabnya, di Denpasar, Bali, Kamis 23 Juni 2011.
Selain itu, Bambang juga menyoroti minimnya kompetisi level dini untuk anak-anak di Indonesia. Padahal, sambungnya penyerang Persija Jakarta itu, banyak sekali anak-anak yang potensial, terutama mereka yang berada di pelosok desa yang tak pernah mengikuti kompetisi.
"Mereka yang di pelosok-pelosok desa banyak yang potensial, tetapi bakat mereka tak tersentuh karena minimnya kompetisi untuk menjaring anak berbakat. Padahal kompetisi itu penting, mengingat sepakbola modern tak hanya kemenangan tetapi juga strategis. Itu bisa dilakukan melalui kompetisi," katanya.
Bambang sendiri mengaku lahir menjadi pemain profesional melalui kompetisi-kompetisi yang diikuti. "Saya lahir dari kompetisi semacam ini. Ayah saya yang selalu menemani saya ikut kompetisi. Maka, minta saya PSSI juga harus memperbanyak kompetisi semacam ini," harapnya.
Laporan: Bobby Andalan/Bali
• VIVAnews
0 komentar:
Posting Komentar
KOLOM KOMENTAR TIDAK MENGGUNAKAN CAPJAY,, JADI JANGAN SUNGKAN UNTUK KOMEN. OK....