Prof Nagano Staf pengajar Nihon University memberikan kuliah intensive
course dalam bidang Asian Agriculturedi IDEC Hiroshima University. Beliau
sering menjadi konsultan pertanian di Negara2 Asia termasuk Indonesia.
Ada beberapa hal yang menggelitik yang beliau utarakan sewaktu membahas tentang Indonesia:
1.Orang Indonesia suka rapat dan membentuk panitia macam2.
Setiap ada kegiatan selalu di rapatkan dulu, tentunya dengan konsumsinya
sekalian. Setelah rapat perlu dibentuk panitia kemudian diskusi berulang
kali, saling kritik, dan merasa idenya yang paling benar dan akhirnya
pelaksanaan tertunda2 padahal tujuannya program tersebut sebetulnya baik.
2. Budaya Jam Karet.
Selain dari beliau saya sudah beberapa kali bertemu dengan orang asing
yang pernah ke Indonesia. Ketika saya tanya kebudayaan apa yang menurut anda terkenal dari Indonesia dengan spontan mereka jawab jam Karet! Saya
tertawa tapi sebetulnya malu dalam hati. Sudah sebegitu parahkah disiplin kita.
3. Kalau bisa dikerjakan besok kenapa tidak (?)
Kalau orang lain berprinsip kalau bisa dikerjakan sekarang kenapa ditunda
besok? Saya pernah malu juga oleh tudingan Sensei saya sendiri tentang
orang Indonesia. Beliau mengatakan, Orang Indonesia mempunyai budaya
menunda-nunda pekerjaan.
4. Umumnya tidak mau turun ke Lapangan.
Beliau mencontohkan ketika dia mau memberikan pelatihan kepada para
petani, pendampingnya dari direktorat pertanian datang dengan safari lengkap
padahal beliau sudah datang dengan "work wear" beserta sepatu boot.
Pejabat tersebut hanya memberikan petunjuk tanpa bisa turun ke lapang, kenapa?
Karena mereka datangnya pakai safari dan ada yang berdasi. Begitulah
beliau menggambarkan orang Indonesia yang hebat sekali dalam bicara dan
memberikan instruksi tapi jarang yang mau turun langsung ke lapangan.
Saya hanya ingin mengingatkan bahwa kita sudah terlalu sering dinina
bobokan oleh istilah indonesia kaya, masyarakatnya suka gotong royong,
ada pancasila, agamanya kuat, dll. Dan itu hanyalah istilah, kenyataannya
bisa kita lihat sendiri. Kita selalu senang dengan istilah tanpa action.
Kita terlalu banyak diskusi,saling lontar ide, kritik, akhirnya waktu terbuang
percuma tanpa action. Karena belum apa2 sudah ramai duluan. Kapan kita
akan sadar dan intropeksi akan kekurangan2 kita dan tidak selalu
menjelek-jelekkan orang lain? Selama itu belum terjawab kita akan terus
seperti ini, menjadi negara yang katanya sudah mencapai titik minimal
untuk disebut negara beradab dan tetap terbelakang disegala bidang.
Mudah-mudahan pernyataan beliau menjadi peringatan bagi kita semua,
terutama saya pribadi agar bisa lebih banyak belajar dan mampu merubah
diri untuk menjadi yang lebih baik.
course dalam bidang Asian Agriculturedi IDEC Hiroshima University. Beliau
sering menjadi konsultan pertanian di Negara2 Asia termasuk Indonesia.
Ada beberapa hal yang menggelitik yang beliau utarakan sewaktu membahas tentang Indonesia:
1.Orang Indonesia suka rapat dan membentuk panitia macam2.
Setiap ada kegiatan selalu di rapatkan dulu, tentunya dengan konsumsinya
sekalian. Setelah rapat perlu dibentuk panitia kemudian diskusi berulang
kali, saling kritik, dan merasa idenya yang paling benar dan akhirnya
pelaksanaan tertunda2 padahal tujuannya program tersebut sebetulnya baik.
2. Budaya Jam Karet.
Selain dari beliau saya sudah beberapa kali bertemu dengan orang asing
yang pernah ke Indonesia. Ketika saya tanya kebudayaan apa yang menurut anda terkenal dari Indonesia dengan spontan mereka jawab jam Karet! Saya
tertawa tapi sebetulnya malu dalam hati. Sudah sebegitu parahkah disiplin kita.
3. Kalau bisa dikerjakan besok kenapa tidak (?)
Kalau orang lain berprinsip kalau bisa dikerjakan sekarang kenapa ditunda
besok? Saya pernah malu juga oleh tudingan Sensei saya sendiri tentang
orang Indonesia. Beliau mengatakan, Orang Indonesia mempunyai budaya
menunda-nunda pekerjaan.
4. Umumnya tidak mau turun ke Lapangan.
Beliau mencontohkan ketika dia mau memberikan pelatihan kepada para
petani, pendampingnya dari direktorat pertanian datang dengan safari lengkap
padahal beliau sudah datang dengan "work wear" beserta sepatu boot.
Pejabat tersebut hanya memberikan petunjuk tanpa bisa turun ke lapang, kenapa?
Karena mereka datangnya pakai safari dan ada yang berdasi. Begitulah
beliau menggambarkan orang Indonesia yang hebat sekali dalam bicara dan
memberikan instruksi tapi jarang yang mau turun langsung ke lapangan.
Saya hanya ingin mengingatkan bahwa kita sudah terlalu sering dinina
bobokan oleh istilah indonesia kaya, masyarakatnya suka gotong royong,
ada pancasila, agamanya kuat, dll. Dan itu hanyalah istilah, kenyataannya
bisa kita lihat sendiri. Kita selalu senang dengan istilah tanpa action.
Kita terlalu banyak diskusi,saling lontar ide, kritik, akhirnya waktu terbuang
percuma tanpa action. Karena belum apa2 sudah ramai duluan. Kapan kita
akan sadar dan intropeksi akan kekurangan2 kita dan tidak selalu
menjelek-jelekkan orang lain? Selama itu belum terjawab kita akan terus
seperti ini, menjadi negara yang katanya sudah mencapai titik minimal
untuk disebut negara beradab dan tetap terbelakang disegala bidang.
Mudah-mudahan pernyataan beliau menjadi peringatan bagi kita semua,
terutama saya pribadi agar bisa lebih banyak belajar dan mampu merubah
diri untuk menjadi yang lebih baik.
0 komentar:
Posting Komentar
KOLOM KOMENTAR TIDAK MENGGUNAKAN CAPJAY,, JADI JANGAN SUNGKAN UNTUK KOMEN. OK....